Bayi Muntah Setelah Minum Susu: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Muntah pada bayi merupakan hal yang sering dikhawatirkan oleh orang tua. Apalagi jika bayi muntah setelah minum susu, baik itu ASI maupun susu formula. Meskipun dalam banyak kasus kondisi ini tergolong normal, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab yang mungkin terjadi serta cara penanganan yang tepat. Artikel ini akan mengupas tuntas apa saja penyebab umum bayi muntah setelah minum susu dan langkah apa yang bisa diambil untuk mengatasinya.
Penyebab Umum Bayi Muntah Setelah Minum Susu
Beberapa penyebab muntah pada bayi bisa tergolong ringan, namun ada juga yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa faktor yang umum menyebabkan bayi muntah setelah minum susu:
1. Gumoh atau Regurgitasi
Gumoh adalah kondisi normal pada bayi dan sering disalahartikan sebagai muntah. Terjadi karena otot katup di lambung bayi belum berkembang sempurna. Ketika bayi minum susu terlalu cepat atau dalam posisi berbaring, sebagian susu bisa naik kembali ke mulut.
Gumoh umumnya tidak menyebabkan bayi rewel atau kehilangan berat badan. Orang tua cukup memastikan posisi menyusui yang benar dan menepuk punggung bayi setelah menyusu agar sendawa.
2. Overfeeding atau Terlalu Banyak Minum Susu
Salah satu penyebab paling umum bayi muntah setelah minum susu adalah karena jumlah susu yang diberikan terlalu banyak. Perut bayi yang masih kecil bisa kewalahan menampung cairan berlebih, sehingga akhirnya dimuntahkan.
Pada bayi yang menyusu ASI, hal ini bisa terjadi karena aliran ASI terlalu deras. Sedangkan pada bayi yang minum susu formula, perhatikan tanda kenyang agar tidak memaksa bayi menghabiskan isi botolnya.
3. Alergi Protein Susu Sapi
Alergi terhadap protein susu sapi adalah kondisi yang cukup sering dialami bayi, terutama yang mengonsumsi susu formula. Reaksi alergi bisa menyebabkan gejala seperti muntah, diare berdarah, ruam kulit, hingga napas berbunyi grok-grok.
Jika dicurigai alergi, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan penggantian susu sesuai saran medis.
4. Refluks Gastroesofageal (GER)
GER adalah kondisi di mana isi lambung kembali ke kerongkongan. Ini bisa terjadi karena otot sfingter bawah kerongkongan pada bayi belum berkembang sempurna. Akibatnya, bayi bisa muntah setelah minum susu, terutama saat berbaring atau setelah aktivitas fisik.
Biasanya GER akan membaik seiring bertambahnya usia. Namun jika disertai berat badan yang tidak naik atau rewel terus-menerus, segera konsultasikan dengan dokter.
5. Infeksi Saluran Pencernaan
Bayi yang mengalami infeksi pada saluran cerna, seperti gastroenteritis, bisa mengalami muntah setelah minum susu. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus dan disertai dengan gejala seperti demam, diare, dan rewel.
Pada kondisi ini, penting menjaga asupan cairan agar bayi tidak mengalami dehidrasi. Hindari memberikan makanan padat atau susu dalam jumlah besar saat bayi masih muntah-muntah.
6. Susu yang Terkontaminasi atau Kedaluwarsa
Pada bayi yang diberikan susu formula, penting untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa serta cara penyimpanan susu. Susu yang basi atau tercemar bakteri dapat menyebabkan gejala keracunan seperti muntah dan diare.
Gunakan air matang yang tidak terlalu panas, dan jangan simpan sisa susu lebih dari 1 jam setelah dilarutkan.
7. Sumbatan pada Saluran Cerna
Meskipun jarang, beberapa bayi bisa mengalami sumbatan pada saluran cerna seperti stenosis pilorus atau atresia usus. Kondisi ini bisa menyebabkan muntah menyemprot dan berat badan bayi sulit naik.
Jika muntah terlihat tidak biasa (misalnya menyemprot jauh, berwarna hijau, atau berdarah), segera periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Cara Mengatasi Bayi Muntah Setelah Minum Susu
Langkah penanganan bayi yang muntah tergantung dari penyebabnya. Namun secara umum, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Pastikan posisi bayi tegak sekitar 20-30 menit setelah menyusu.
- Sendawakan bayi setiap selesai menyusu untuk mengeluarkan udara dari lambung.
- Berikan susu dalam jumlah yang cukup dan sesuai kebutuhan bayi, jangan berlebihan.
- Gunakan dot atau botol yang sesuai agar aliran susu tidak terlalu cepat.
- Hindari menggoyang atau menidurkan bayi langsung setelah menyusu.
- Jika bayi menunjukkan tanda alergi, segera konsultasi dengan dokter anak.
Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?
Meskipun muntah sesekali tergolong wajar, Anda perlu waspada jika bayi mengalami kondisi berikut:
- Muntah berulang dalam jumlah banyak.
- Berat badan tidak naik atau cenderung menurun.
- Muntah berwarna hijau, berdarah, atau menyemprot jauh.
- Bayi terlihat sangat lemas, demam tinggi, atau dehidrasi.
Segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Penutup
Bayi muntah setelah minum susu bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gumoh yang normal hingga kondisi medis yang memerlukan perhatian khusus. Penting bagi orang tua untuk tidak panik, mengamati pola muntah, dan mencari penyebabnya. Dengan pemahaman yang baik dan konsultasi ke dokter bila diperlukan, kondisi ini bisa diatasi dengan tepat dan si kecil tetap tumbuh sehat dan bahagia.
Baca Juga: Tongue Tie pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya
