Mengulas Peristiwa Hilang Kontak Pesawat Smart Air: Insiden Tragis Di Udara

Smart Air: Melangkah Lebih Jauh dalam Penerbangan Niaga

Smart Air, atau PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation), muncul sebagai pelaku kunci dalam industri penerbangan niaga di Indonesia sejak tahun 2016. Dengan memegang sertifikat Air Operator Certificate (AOC) 135-062, perusahaan ini mengkhususkan diri dalam transportasi udara niaga tidak berjadwal. Dalam ranah operasionalnya, Smart Air menawarkan layanan penerbangan charter yang melibatkan survei udara, fotografi udara, patroli udara, pengangkutan kargo dan penumpang, operasi modifikasi cuaca, hingga charter VIP. Operasionalnya tersebar di lima wilayah, dengan basis di Bandara Pintar Semelagi (Kalimantan Barat), Bandara Robert Atty Bessing Malinau (Kalimantan Utara), Bandara Douw Aturure Nabire (Papua), Bandara Internasional Mozes Kilanging Timika (Papua), dan gudang strategis di Aeropolis Technopark, Tangerang.

Perusahaan ini bukan hanya menonjolkan keberhasilannya dalam memberikan layanan penerbangan, tetapi juga menjadi pionir dalam pengembangan infrastruktur penerbangan di Indonesia. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Smart Air tidak ragu untuk membeli armada baru dalam Air Show 2024 di Singapura, menggandeng Textron Inc. dengan akuisisi 4 unit Caravan c208ex dan 1 unit Sky Courier c408. Tindakan ini sejalan dengan tekad Smart Air untuk memperkuat kontribusinya terhadap pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi, khususnya di wilayah terluar, melalui layanan penerbangan yang terpercaya dan efisien.

Investasi Strategis: Smart Air Perkuat Armada Baru untuk Dukung Pemerintah

Smart Air (PT Smart Cakrawala Aviation) membuktikan komitmennya dalam memajukan sektor penerbangan di Indonesia dengan pembelian armada baru yang signifikan. Melalui puncak acara Air Show 2024 di Singapura, perusahaan ini mengumumkan akuisisi 4 unit Caravan c208ex dan 1 unit Sky Courier c408 dari Textron Inc., produsen pesawat, alat pertahanan, dan produk industri asal Amerika Serikat. Transaksi ini tidak hanya mencerminkan langkah strategis Smart Air dalam meningkatkan infrastruktur penerbangan di Indonesia, tetapi juga memberikan dukungan yang substansial terhadap pemerintah dalam upaya mewujudkan pemerataan ekonomi, terutama di wilayah terluar, melalui layanan penerbangan niaga yang handal.

Nilai transaksi mencapai Rp 400 miliar, dengan harga Cessna 208 Caravan sebesar USD 3,350 juta (setara Rp 52,437 miliar) per unit dan harga Cessna 408 Sky Courier sebesar USD 9,8 juta (setara Rp 153,44 miliar) per unit. Pongky Majaya, pendiri sekaligus CEO Smart Air, menyatakan bahwa investasi ini bukan hanya sebagai respons terhadap pertumbuhan bisnis yang dinamis di wilayah operasional Smart Air, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain utama dalam industri penerbangan niaga di Indonesia. Dalam pernyataan tertulisnya, Majaya menekankan pentingnya upaya ini dalam mendukung pengembangan industri penerbangan di Indonesia dan memberikan penekanan khusus pada momen tersebut sebagai langkah strategis dalam mendukung perkembangan industri penerbangan di Indonesia.

Upaya Pencarian Pesawat Smart Air yang Hilang Kontak

Kejadian hilang kontak pesawat milik PT Smart Aviation Type PC 6 (Pilatus Porter) Registrasi PK-SNE rute Kota Tarakan - Binuang di Provinsi Kalimantan Utara memicu respons cepat dari pihak berwenang. Pesawat ini, yang terakhir terdeteksi oleh Tarakan Approach (APP) pada Jumat, 8 Maret 2024, di area Malinau dengan ketinggian 9000 feet, menyebabkan tim pencarian dari TNI dan Basarnas turun ke lapangan.

Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo memerintahkan prajurit TNI setempat untuk memberikan bantuan dukungan pencarian pesawat tersebut. Tim gabungan, yang melibatkan crew heli dan personel Basarnas, mulai melakukan pencarian pada Jumat, 8 Maret 2024, dengan rute Tarakan-Binuang-Area-Malinau. Hingga saat ini, upaya pencarian masih terus dilakukan dengan fokus pada tiga titik sasaran di sekitar Binuang, Krayan Tengah. Pencarian dilanjutkan dengan harapan menemukan jejak atau informasi yang dapat membantu memecahkan misteri hilangnya pesawat Smart Air PK-SNE.

Kronologi dan Respons Tanggap Darurat Terhadap Insiden Pesawat Smart Air

Insiden kehilangan kontak pesawat milik PT Smart Aviation, PK-SNE, mengundang respons tanggap darurat dari otoritas setempat. Pada Jumat, 8 Maret 2024, pesawat yang melakukan rute Kota Tarakan - Binuang di Provinsi Kalimantan Utara terakhir terdeteksi di area Malinau dengan ketinggian 9000 feet. Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo segera memberikan perintah kepada prajurit TNI setempat untuk memberikan dukungan dalam pencarian pesawat yang hilang tersebut.

Tim gabungan yang terdiri dari crew heli dan personel Basarnas mulai melakukan pencarian pada pukul 16.45 WITA dengan rute Tarakan-Binuang-Area-Malinau. Meskipun pencarian intensif dilakukan hingga titik ELT Singapura, namun tidak ditemukan tanda-tanda puing pesawat. Langkah lanjutan pencarian difokuskan pada tiga titik sasaran di sekitar Binuang, Krayan Tengah pada Sabtu, 9 Maret 2024, dengan harapan menemukan petunjuk yang dapat membantu mengungkap penyebab hilangnya kontak pesawat Smart Air PK-SNE.

Baca Juga: Status Ibu Kota Indonesia: Jakarta Dan Pemindahan Ke Ikn Nusantara

Baca Juga: Mengenal Sirekap Kpu: Pemantauan Pemilu Melalui Teknologi Informasi

2